Jakarta, GenZ.id – Pabrikan mobil listrik asal Vietnam, VinFast, resmi mengumumkan rencana pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini dijadwalkan mulai beroperasi pada Oktober 2025 dan jadi langkah strategis VinFast untuk menguatkan pijakan di pasar Asia Tenggara.
“Dalam waktu dekat, selain pasar Vietnam, kami akan lebih fokus pada pasar Indonesia, India, dan Filipina,” ungkap CEO VinFast, Pham Nhat Vuong, di hadapan para pemegang saham Vingroup.
Fokus Alihkan Ekspansi dari Barat ke Timur
Brand ini mengambil keputusan penting dengan menggeser fokus ekspansi mereka dari Amerika Serikat dan Eropa ke Asia Tenggara. Hal ini tak lepas dari tantangan logistik yang tinggi di wilayah Barat.
“Saat ini, VinFast tidak berencana untuk meningkatkan penjualan di Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa karena biaya logistik yang tinggi,” lanjut Vuong.
Dengan langkah ini, Indonesia jadi pasar kunci yang ingin mereka garap secara serius.
Pabrik di Subang Bakal Serap Ribuan Tenaga Kerja
VinFast sudah mengamankan lahan seluas 120 hektare di Subang, Jawa Barat, untuk membangun fasilitas produksi mereka. Proyek ini tak cuma jadi peluang bisnis, tapi juga akan menciptakan efek positif buat perekonomian lokal.
“Kami mau menciptakan lowongan kerja untuk ribuan orang di Indonesia. Kami harap bisa berkontribusi terhadap ekonomi di Indonesia,” ujar Pham Sanh Chau, CEO VinFast Asia.
Diperkirakan kapasitas produksi pabrik ini mencapai 50.000 unit per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja antara 1.000 hingga 3.000 orang.
Investasi Besar dan Mobil Listrik untuk Kelas Menengah
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, VinFast sudah menggelontorkan investasi awal sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Nantinya, mobil listrik buatan Subang akan menyasar segmen menengah, dengan harga berkisar Rp 200 juta hingga Rp 600 juta.
VinFast menargetkan bisa menjual sekitar 200.000 unit di Vietnam saja pada 2025, naik signifikan dari 97.000 unit di tahun sebelumnya.
Dengan pabrik baru di Subang, VinFast tidak hanya membidik pasar Indonesia, tapi juga menempatkan diri sebagai pemain besar dalam industri kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini menjadi bukti keseriusan mereka dalam mendukung transisi ke mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan membuka peluang ekonomi baru di Tanah Air.