Jakarta, GenZ.id – Vape, atau yang lebih dikenal sebagai rokok elektrik, kini semakin populer di berbagai kalangan. Tapi di balik tren ini, masih banyak perdebatan mengenai efek kesehatannya—apakah lebih aman dibanding rokok konvensional atau justru sama berbahayanya?
Bahkan, ada kasus di Amerika Serikat di mana seorang pemuda mengalami kerusakan paru-paru akut yang diduga akibat penggunaan vape.
Sebenarnya, bagaimana asal-usul vape? Siapa yang pertama kali menciptakannya? Dan bagaimana alat ini bisa berkembang pesat seperti sekarang?
Awal Mula Vape: Dari Ide ke Hak Paten (1930-an)
Banyak yang mengira vape adalah penemuan baru, padahal konsep rokok elektrik sudah ada sejak tahun 1930. Seorang inovator bernama Joseph Robinson diketahui mengajukan hak paten untuk perangkat yang mirip dengan vape modern.
Sayangnya, rokok elektrik versi awal ini tidak pernah diproduksi atau dipasarkan, dan keberadaannya pun tidak terdokumentasi dengan jelas.
Herbert A Gilbert dan Prototipe Vape (1960-an)
Pada 1960-an, seorang pria bernama Herbert A Gilbert menciptakan perangkat yang lebih menyerupai vape saat ini. Bahkan, ia telah menerima hak paten untuk rokok elektriknya pada tahun 1965.
Namun, meskipun idenya cukup revolusioner, inovasinya gagal dikomersialkan. Gilbert menduga bahwa perusahaan-perusahaan besar saat itu mungkin tidak tertarik atau malah menghambat pengembangannya.
Munculnya Istilah “Vape” (1979-1980-an)
Di era 1970-1980-an, salah satu tokoh di dunia komputer, Phil Ray, bekerja sama dengan ahli fisika Norman Jacobson untuk menciptakan versi komersial pertama dari rokok elektrik. Mereka bahkan melakukan penelitian formal tentang alat penghantar nikotin ini.
Namun, inovasi mereka kembali menemui jalan buntu karena adanya cacat desain bawaan. Meski begitu, mereka tetap meninggalkan jejak dalam sejarah vape—yaitu dengan mempopulerkan istilah “vape” yang kini dikenal luas di seluruh dunia.
Perusahaan Rokok Mulai Melirik Vape (1990-an)
Pada era 1990-an, baik individu maupun perusahaan tembakau mulai tertarik untuk mengembangkan rokok elektrik. Salah satu perusahaan asal Amerika Serikat bahkan mencoba merilis produk yang mirip dengan vape modern.
Mereka mengajukan izin ke Food and Drug Administration (FDA) pada 1998 untuk memasarkan perangkat ini. Namun, FDA menolaknya dengan alasan bahwa rokok elektrik masih dianggap sebagai perangkat yang belum disetujui secara medis.
Hon Lik dan Lahirnya Vape Modern (2003)
Terobosan terbesar dalam dunia vape datang pada 2003, ketika seorang farmasis asal China bernama Hon Lik berhasil menciptakan dan memasarkan rokok elektrik modern pertama.
Hon Lik, yang juga seorang perokok, mengembangkan alat ini setelah ayahnya meninggal dunia akibat kanker paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Ia berharap inovasinya bisa menjadi alternatif yang lebih sehat bagi para perokok.
Perusahaan tempatnya bekerja, Golden Dragon Holdings, kemudian mengembangkan dan mengomersialkan vape dengan nama “Ruyan”, yang berarti “seperti rokok” dalam bahasa Mandarin. Dari sinilah, vape mulai dikenal luas hingga akhirnya menjadi industri miliaran dolar seperti sekarang.
Jadi, sejarah vape ternyata panjang dan penuh lika-liku, dari ide awal yang gagal, eksperimen yang menemui jalan buntu, hingga akhirnya sukses besar di era modern. Meski begitu, perdebatan mengenai keamanan dan dampak kesehatan vape masih terus berlanjut.
Jadi, apakah vape benar-benar lebih aman dari rokok konvensional? Atau justru membawa risiko kesehatan yang sama besarnya?