Jakarta, GenZ.id – Nama Marina Budiman kini semakin dikenal sebagai salah satu wanita terkaya di Indonesia. Menurut Forbes real-time billionaires per akhir Maret 2025, Marina menempati peringkat ke-7 orang terkaya di Indonesia dan ke-654 di dunia dengan total kekayaan mencapai 5,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 87 triliun.
Kesuksesannya di dunia bisnis teknologi menjadikannya salah satu sosok inspiratif di Indonesia.
Perjalanan Karier Marina Budiman
Marina Budiman lahir pada tahun 1961 dan mengenyam pendidikan di University of Toronto dengan jurusan ekonomi dan keuangan. Karier profesionalnya dimulai di Bank Bali pada tahun 1985 sebelum akhirnya terjun ke industri teknologi. Tahun 1989, ia bergabung dengan Sigma Cipta Caraka, perusahaan IT terkemuka di Indonesia.
Bersama Otto Toto Sugiri, Marina kemudian mendirikan Indonet pada tahun 1994, yang menjadi penyedia layanan internet pertama di Indonesia.
Puncak kariernya dimulai ketika ia bersama Otto dan Han Arming Hanafia mendirikan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) pada tahun 2011.
DCII adalah perusahaan pusat data (data center) yang kini menjadi pemimpin di industri dengan standar Tier-IV pertama di Asia Tenggara. Berkat kesuksesan ini, Marina Budiman menjadi salah satu pengusaha teknologi paling berpengaruh di Indonesia.
DCI Indonesia dan Perannya dalam Industri Teknologi
DCII menjadi perusahaan pusat data terbesar di Indonesia dengan tiga lokasi utama, yaitu di Cibitung, Karawang, dan Jakarta. Pada tahun 2021, DCII resmi melantai di bursa saham dengan harga awal Rp 420 per lembar saham.
Kini, harga sahamnya melonjak drastis menjadi Rp 167.950 per lembar (per 28 Maret 2025), dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp 400 triliun. Marina memegang 22,51% saham DCII, menjadikannya pemegang saham terbesar kedua setelah Otto Toto Sugiri.
Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes 2025
Selain Marina Budiman, ada beberapa nama lain yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia per Maret 2025:
- Low Tuck Kwong (Bayan Resources – Batu Bara) – Kekayaan: 27,3 miliar dolar AS (Rp 451,8 triliun)
- R. Budi Hartono (Djarum, BCA, Blibli) – Kekayaan: 21,2 miliar dolar AS (Rp 350 triliun)
- Michael Hartono (Djarum) – Kekayaan: 20,3 miliar dolar AS (Rp 335 triliun)
- Prajogo Pangestu (Barito Pacific – Petrokimia dan Energi) – Kekayaan: 16,9 miliar dolar AS (Rp 279 triliun)
- Sri Prakash Lohia (Indorama – Tekstil) – Kekayaan: 8,4 miliar dolar AS (Rp 138,9 triliun)
- Otto Toto Sugiri (DCII – Data Center) – Kekayaan: 7,4 miliar dolar AS (Rp 122,4 triliun)
- Marina Budiman (DCII – Data Center) – Kekayaan: 5,3 miliar dolar AS (Rp 87,7 triliun)
- Tahir & Keluarga (Mayapada Group – Perbankan, Properti) – Kekayaan: 4,9 miliar dolar AS (Rp 81 triliun)
- Dewi Kam (Sumber Energi Prima Sakti – Batu Bara) – Kekayaan: 4,8 miliar dolar AS (Rp 79,4 triliun)
- Chairul Tanjung (CT Corp – Media, Ritel, Finansial) – Kekayaan: 4,2 miliar dolar AS (Rp 69,5 triliun)
Jadi, kesuksesan Marina Budiman di industri teknologi ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa bersaing di dunia bisnis yang didominasi laki-laki.
Dengan kepemimpinan dan visi bisnisnya, ia telah membawa DCII menjadi perusahaan pusat data terbesar di Indonesia. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin sukses di dunia teknologi dan bisnis.