Jakarta, GenZ.id – Gereja Katolik tengah memasuki salah satu momen paling krusial dalam sejarahnya: Konklaf pemilihan Paus baru yang akan digelar pada 7 Mei 2025.
Para kardinal dari seluruh penjuru dunia bakal berkumpul di Kapel Sistina, tempat penuh sejarah dengan fresko karya Michelangelo, untuk memulai konklaf—proses pemilihan rahasia yang bakal menentukan masa depan gereja.
Kapel Sistina Siap Jadi Panggung Suci
Vatikan telah resmi mengonfirmasi tanggal konklaf ini pada Senin (28/4), tak lama setelah pertemuan pra-konklaf pertama pascapemakaman Paus Fransiskus. Sebagai persiapan, Kapel Sistina yang biasanya ramai turis kini ditutup sementara, menjelma jadi ruang sakral penuh rahasia dan doa.
135 Kardinal, Tapi Tak Semua Bisa Hadir
Dari total 135 kardinal yang punya hak pilih, kabarnya ada dua yang mungkin absen. Para kardinal akan menjalani isolasi penuh—dari Kapel Sistina ke Casa Santa Marta, tempat tinggal Paus sebelumnya—selama proses pemilihan berlangsung.
Kardinal Reinhard Marx dari Jerman memprediksi proses ini bisa selesai “hanya beberapa hari”. Tapi Kardinal Anders Arborelius dari Swedia bilang, “Karena kami tidak saling mengenal satu sama lain,” bisa jadi prosesnya butuh waktu lebih lama.
Mayoritas Kardinal Adalah Pilihan Paus Fransiskus
Uniknya, delapan dari sepuluh kardinal pemilih merupakan figur yang diangkat langsung oleh Paus Fransiskus. Bahkan, 20 di antaranya baru dilantik Desember lalu.
Banyak dari mereka baru bertemu secara langsung beberapa hari terakhir. Hal ini bisa memperpanjang proses karena perlu waktu untuk membangun koneksi dan saling mengenal.
Semangat Persaudaraan Mewarnai Proses Pemilihan
Kardinal Gualtiero Bassetti menggambarkan atmosfer menjelang konklaf sangat positif. “Saya benar-benar percaya bahwa konklaf ini dapat memberikan kesaksian indah di dunia yang penuh perang, perpecahan, dan kebencian,” katanya. Ia menyebut suasananya penuh kehangatan dan rasa kohesi yang kuat.
Saat para kardinal ziarah ke makam Paus Fransiskus, Bassetti melihat momen itu sebagai bentuk kedekatan yang nyata. “Kami berbicara satu sama lain seperti tetangga,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kekuatan Global dalam Konklaf
Kardinal pemilih berasal dari 17 negara. Eropa mendominasi dengan 53 orang, diikuti Asia (23), Afrika (18), Amerika Selatan (17), Amerika Utara (16), serta masing-masing empat dari Amerika Tengah dan Oseania.
Walau belum ada calon yang benar-benar unggul, nama Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia sering disebut-sebut.
Momen Kocak: Dari Lagu Imagine hingga Minibar
Di tengah nuansa sakral, ada juga sisi ringan dari konklaf. Video lawas Tagle saat menyanyikan “Imagine” milik John Lennon kembali viral. Dalam video itu, Tagle tampil penuh semangat di depan salib besar. Meski menghibur, seorang komentator berseloroh, “Saya rasa dia akan jarang keluar rumah untuk sementara waktu.”
Cerita lucu lainnya datang dari pengalaman informal para kardinal. Seorang kardinal asing yang mengira isi minibar gratis dibuat kaget karena ternyata semua masuk ke tagihan kamar. “Saya tidak bisa menyebutkan namanya karena dia sahabat saya,” kata Pecorari, veteran konklaf, sambil tertawa.
Siapa Paus Berikutnya? Dunia Menanti
Sambil menunggu proses konklaf, para kardinal terus berdiskusi, berbagi cerita, dan membentuk persepsi satu sama lain. Di restoran, di lobi, bahkan di kamar hotel—proses ini bukan cuma soal doa dan pemilihan, tapi juga tentang persaudaraan dan kesatuan.
Siapakah yang akan menjadi penerus Tahta Suci? Dunia masih menebak, tapi satu hal pasti: Gereja Katolik sedang menulis babak baru yang sangat penting.