Jakarta, GenZ.id – Badan Pangan Nasional (NFA) menunjukkan komitmen penuhnya dalam mendukung agenda prioritas pemerintah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026, khususnya terkait penguatan kedaulatan pangan nasional.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Sekretaris Utama NFA, Sarwo Edhy, usai menghadiri Rakorbangpus 2025 dan Kick Off Meeting RKP 2026 yang digelar oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta, Senin (5/5).
Pangan Jadi Pilar Utama Pembangunan Nasional
Mengusung tema besar “Kedaulatan Pangan dan Energi, serta Ekonomi yang Produktif dan Inklusif,” RKP 2026 menempatkan sektor pangan sebagai bagian vital dari arah pembangunan nasional. Pangan tak hanya dianggap sebagai isu ekonomi, tapi juga fondasi penting bagi kemandirian bangsa.
“Kedaulatan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga soal akses, distribusi, stabilitas harga, dan keadilan bagi petani serta konsumen. NFA akan terus menguatkan peran sebagai orkestrator kebijakan pangan nasional untuk memastikan seluruh ekosistem pangan berjalan selaras dan berkelanjutan,” jelas Sarwo Edhy.
Transformasi Sistem Pangan Menuju Masa Depan
Badan Pangan Nasional melihat RKP 2026 sebagai peluang emas untuk mempercepat perubahan sistem pangan nasional. Transformasi ini akan dilakukan lewat kebijakan yang inklusif, berbasis data dan teknologi, serta memperhatikan prinsip keberlanjutan.
“NFA siap menjadikan RKP 2026 sebagai momentum untuk mempercepat transformasi sistem pangan nasional, melalui kebijakan yang inklusif, berbasis teknologi, dan mengedepankan keberlanjutan,” tambahnya.
Respons Strategis terhadap Tantangan Global
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa tema besar RKP 2026 merupakan respon konkret terhadap tantangan global, sekaligus pijakan untuk menjalankan 8 Prioritas Nasional.
Target pertumbuhan ekonomi juga disiapkan secara ambisius, yaitu 5,8% hingga 6,3%, dengan harapan didorong oleh konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, serta peningkatan investasi. Visi ini dirancang untuk mempercepat proses menuju Indonesia Emas.
“Tema ini merefleksikan upaya kita untuk memperkuat ketahanan domestik menjawab tantangan global dan memastikan pembangunan yang berdampak nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Rachmat.
Ubah Pola Pikir dalam Penyusunan Anggaran
Wamenkeu Suahasil Nazara juga mengingatkan pentingnya perubahan mindset dalam menyusun anggaran. Menurutnya, perencanaan seharusnya berangkat dari desain program, bukan dari belanja operasional yang sifatnya rutin.
“Kita tahu persis di dalam proses penyiapan anggaran, desain anggaran, biasanya kan bottom up. Kita harus berubah. Programnya yang duluan, bukan operasionalnya yang duluan,” tegas Suahasil.
Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan
Dalam momen berbeda, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menggarisbawahi bahwa perencanaan pembangunan di masa depan harus mengedepankan pendekatan terintegrasi dan berbasis data. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta pelaku usaha pangan akan terus diperkuat.
“Perencanaan pembangunan ke depan menuntut pendekatan yang lebih terintegrasi, responsif, dan berbasis data. Oleh karena itu, NFA akan memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta pelaku usaha pangan,” ujar Arief.