Jakarta, GenZ.id – PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) sukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,7 triliun hingga akhir 2024. Angka ini naik 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,2 triliun.
Laba bersih setelah pajak juga mengalami peningkatan 8,1%, menjadi Rp802,5 miliar, dengan EBITDA sebesar Rp1,8 triliun.
Sebagai jaringan bioskop terbesar di Indonesia, Cinema XXI terus berkomitmen menghadirkan pengalaman menonton terbaik bagi para penonton. “Kami sangat menghargai kepercayaan para pelanggan, serta dukungan dari industri perfilman, pemerintah, pemegang saham, dan mitra bisnis.
Semua ini berperan penting dalam pencapaian positif Cinema XXI sepanjang 2024,” ujar Suryo Suherman, Direktur Utama Cinema XXI.
Strategi Bisnis dan Inovasi yang Mendorong Pertumbuhan
Kenaikan pendapatan bioskop terkenal ini didorong oleh peningkatan penjualan tiket serta makanan dan minuman yang mencapai Rp5,5 triliun, tumbuh 9,8% dari tahun sebelumnya.
Strategi bisnis seperti ekspansi bioskop ke lokasi strategis, inovasi menu makanan dan minuman, serta program promosi yang tepat sasaran menjadi faktor utama pertumbuhan ini.
Selama 2024, perusahaan membuka 16 bioskop baru dan menambah 70 layar, sehingga totalnya kini mencapai 256 bioskop dengan 1.350 layar di 65 kota/kabupaten di Indonesia. Dengan ekspansi ini, jumlah penonton juga meningkat menjadi 87,1 juta orang, naik 3,3% dari 84,3 juta di tahun sebelumnya.
Film Nasional Makin Berjaya
Industri film dalam negeri terus menunjukkan tren positif. Pada 2024, sebanyak 21 film nasional berhasil menarik lebih dari satu juta penonton.
Bahkan, 7 dari 10 film terlaris tahun ini merupakan produksi lokal, seperti “Agak Laen”, “Vina Sebelum 7 Hari”, “Kang Mak: From Pee Mak”, “Ipar Adalah Maut”, “Badarawuhi di Desa Penari”, dan “Siksa Kubur”. Keberhasilan film-film ini turut mendorong pertumbuhan jumlah penonton bioskop di Indonesia.
Rencana Buyback Saham Cinema XXI
Untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham, Cinema XXI berencana melakukan buyback saham hingga Rp300 miliar. Langkah ini diambil karena harga saham saat ini dianggap belum mencerminkan nilai dan prospek bisnis yang sebenarnya.
Buyback akan dilakukan secara bertahap melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga maksimal Rp270 per lembar saham, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Proses ini direncanakan berlangsung selama 12 bulan setelah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 24 Maret 2025. Dengan demikian, batas akhir buyback adalah 24 Maret 2026.
“Dengan langkah ini, kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap fundamental bisnis Cinema XXI serta memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan modal jangka panjang,” tutup Suryo.
Keberhasilan Cinema XXI di 2024 membuktikan bahwa industri bioskop di Indonesia terus berkembang pesat. Dengan strategi ekspansi, inovasi layanan, serta dominasi film nasional, Cinema XXI optimistis bisa mempertahankan pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang.