Jakarta, GenZ.id – Generasi Z alias Gen Z bukan sekadar generasi muda biasa. Mereka punya pengaruh besar dalam tren ekonomi dan perilaku konsumen. Bagi brand yang ingin tetap eksis, memahami Consumer Behaviour Gen Z adalah langkah wajib sebelum menyusun strategi pemasaran.
Lahir antara tahun 1997 dan 2012, Gen Z tumbuh di era digital yang serba cepat. Mereka adalah digital native alias generasi yang nggak bisa lepas dari internet dan gadget. Hal ini membuat mereka lebih suka mencari produk secara online dan terhubung dengan brand favoritnya lewat media sosial.
Yuk, simak beberapa karakteristik unik dalam Consumer Behaviour Gen Z Indonesia yang bisa jadi bahan pertimbangan buat bisnis!
1. Lebih Pilih Produk Ramah Lingkungan
Gen Z adalah generasi yang peduli banget sama lingkungan. Mereka tumbuh dengan kesadaran tinggi tentang perubahan iklim, polusi, dan isu sampah plastik. Menurut survei IBM, 73% Gen Z rela membayar lebih untuk produk yang eco-friendly.
Jadi, brand yang ingin menarik perhatian mereka wajib menerapkan konsep keberlanjutan dalam produk maupun strategi pemasaran.
2. Lebih Hemat dan Hati-hati Soal Keuangan
Gen Z belajar banyak dari krisis ekonomi yang dialami orang tua mereka, terutama resesi tahun 2008. Akibatnya, mereka lebih sadar akan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mereka lebih jarang membeli barang secara kredit dan cenderung mencari produk dengan harga terbaik.
3. Belanja Lewat Media Sosial
Gen Z udah jarang cari barang lewat toko fisik atau situs e-commerce biasa. Sebaliknya, mereka lebih suka eksplorasi produk di media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Bagi mereka, media sosial bukan cuma tempat hiburan, tapi juga ajang untuk mencari inspirasi, riset produk, dan berinteraksi langsung dengan brand favorit.
4. Influencer Adalah Kunci
Dibanding percaya sama iklan dari brand, Gen Z lebih percaya rekomendasi influencer. Mereka lebih suka mendengar ulasan produk dari orang yang mereka anggap relatable daripada dari perusahaan besar. Jadi, strategi marketing berbasis influencer bisa jadi kunci buat brand yang ingin menarik perhatian Gen Z.
5. Butuh Brand yang Transparan dan Autentik
Gen Z nggak gampang tertarik sama brand yang sekadar jualan. Mereka lebih menghargai brand yang jujur, terbuka soal proses produksi, bahan baku, dan dampak sosialnya. Mereka ingin merasa terhubung dengan nilai yang diusung oleh sebuah brand, bukan cuma produknya.
6. Mobile Payment Adalah Pilihan Utama
Gen Z lebih suka pembayaran digital dibandingkan uang tunai atau kartu kredit. Mereka merasa transaksi lewat mobile payment lebih praktis, cepat, dan aman. Oleh karena itu, brand harus memastikan mereka menyediakan opsi pembayaran digital yang sesuai dengan preferensi Gen Z.
7. Suka Konten Singkat dan To The Point
Gen Z hidup di era informasi serba cepat. Mereka lebih tertarik dengan konten pendek, menarik, dan langsung ke inti. Video singkat di TikTok atau Instagram Reels lebih efektif dibandingkan iklan panjang atau artikel yang terlalu detail.
8. Kurang Loyal Terhadap Merek
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z nggak segan berpindah ke brand lain kalau ada produk yang lebih menarik. Mereka lebih terbuka untuk mencoba merek baru, terutama jika mendapat rekomendasi dari teman atau influencer.
Oleh karena itu, brand harus terus berinovasi dan menjaga interaksi dengan pelanggan agar tetap relevan.
Jadi, Gen Z membawa perubahan besar dalam dunia bisnis dengan kebiasaan belanja mereka yang unik. Dari memilih produk yang ramah lingkungan, mengandalkan media sosial, hingga menaruh kepercayaan pada influencer, semua ini harus diperhatikan oleh brand yang ingin tetap relevan di pasar.
Buat brand yang ingin sukses menjangkau Gen Z, penting banget untuk mengadopsi strategi yang lebih digital-friendly, transparan, dan engaging. Karena bagi Gen Z, belanja bukan sekadar transaksi, tapi juga pengalaman yang harus menyenangkan dan bermakna!