Jakarta, Genz.id – Sekuel yang sangat dinanti, Joker: Folie à Deux, ternyata gagal memenuhi ekspektasi banyak orang. Film garapan Todd Phillips ini justru mendapat kritik pedas dan performa buruk di box office.
Namun, Lady Gaga, salah satu bintang utama film ini, punya pandangan berbeda terhadap respons negatif tersebut.
Menurut Gaga, sebagai seniman, kritik adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ia menegaskan bahwa meskipun banyak yang tidak menyukai suatu karya, itu bukan alasan untuk takut atau menyerah.
“Kita harus siap menghadapi orang-orang yang terkadang tidak menyukai karya kita. Tapi kita harus tetap melangkah maju, bahkan jika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan,” ungkap Gaga.
Ia juga menekankan bahwa rasa takut akan kegagalan justru bisa menjadi penghambat besar dalam berkarya. “Ketakutan itu bisa masuk ke dalam hidupmu dan sulit dikendalikan. Itu bagian dari kekacauan yang harus dihadapi,” tambahnya.

Sekuel yang Gagal Penuhi Ekspektasi
Setelah sukses besar film Joker (2019), yang meraup lebih dari USD 1,1 miliar dan menjadi film berating R terlaris sepanjang masa sebelum akhirnya digeser oleh Deadpool & Wolverine, banyak yang berharap tinggi pada sekuelnya.
Di Joker: Folie à Deux, Joaquin Phoenix kembali berperan sebagai Arthur Fleck, sementara Lady Gaga memerankan Harleen ‘Lee’ Quinzel, karakter yang semakin menarik Joker ke dalam kegelapan.
Namun, alih-alih sukses, film ini justru mendapat respons buruk dari penonton. Dengan skor D di Cinemascore, pembukaan film ini hanya meraup USD 37,6 juta di Amerika Serikat, jauh lebih rendah dibandingkan film pertamanya yang sukses besar dengan USD 96,2 juta saat debutnya.
Di Rotten Tomatoes, Joker: Folie à Deux hanya mendapat skor 31 persen, menandakan banyaknya kritik negatif terhadap film ini.
Bahkan, film ini masuk dalam nominasi Razzie Awards 2025 sebagai salah satu film terburuk tahun ini, sementara Lady Gaga sendiri dinominasikan sebagai aktris terburuk.
Meski begitu, baik Lady Gaga maupun tim produksi tampaknya tetap optimis dengan karya mereka. Bagaimanapun juga, selera penonton selalu subjektif, dan tidak semua film bisa memenuhi ekspektasi yang tinggi.
Bagaimana menurut kamu, apakah film ini memang seburuk itu, atau justru underrated?