Denpasar, GenZ.id – Dunia bola di Bali nggak bisa dipandang sebelah mata. Jauh sebelum Bali United eksis, pulau ini udah punya deretan klub legendaris kayak Perseden Denpasar, PS Badung, dan Persegi Gianyar. Sayangnya, nama-nama itu kini tenggelam di kasta bawah sepak bola nasional.
Tapi semua berubah sejak munculnya Bali United, klub yang sekarang jadi wajah sepak bola modern di Bali. Walaupun usianya belum panjang, eksistensi mereka udah nggak main-main.
Klub “Siluman” yang Jadi Sorotan
Banyak yang menyebut Bali United sebagai klub “siluman”. Bukan tanpa alasan, sebutan ini muncul karena klub ini hasil akuisisi dari Persisam Samarinda pada tahun 2014. Di balik proses itu ada pengusaha sukses Pieter Tanuri yang akhirnya memilih Bali sebagai rumah baru bagi klub ini.
Bali United resmi berdiri pada 15 Februari 2015, dan langsung berbasis di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Meski sempat dicibir, klub ini justru makin mendapat tempat di hati masyarakat Bali—yang udah lama kangen sama atmosfer kompetisi kasta atas.
Awal Mula dan Perjalanan di Liga 1
Debut resmi Bali United di Liga 1 dimulai tahun 2017. Sebelumnya, mereka tampil di TSC 2016 bareng pelatih Indra Sjafri dan finish di posisi ke-12. Tapi, saat mulai mentas di kompetisi resmi, performanya langsung mencuri perhatian.
Bareng Widodo Cahyono Putro, Bali United nyaris juara di musim 2017. Mereka jadi runner-up Liga 1 hanya karena kalah head-to-head dari Bhayangkara FC. Meski pahit, itu jadi titik tolak perkembangan klub ini ke arah yang lebih serius.
Bangun Kekuatan, Gaet Pemain Bintang
Bali United terus memperkuat skuad dengan mendatangkan pemain-pemain kelas atas. Nama-nama kayak Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly jadi tulang punggung tim. Dukungan penuh dari warga Bali pun terus mengalir.

Perlahan Tapi Pasti, Naik Kelas
Lebih dari sekadar tim bola, Bali United udah jadi ikon baru bagi masyarakat Pulau Dewata. Prestasi dan fanbase terus tumbuh. Bahkan jumlah penonton di Stadion Kapten I Wayan Dipta tiap tahun selalu meningkat.
- 2017: 243.918 penonton
- 2018: 258.433 penonton
- 2019: 294.072 penonton
Meski sempat terseok-seok di papan tengah pada 2019, musim itu justru jadi momen emas. Dengan pelatih Stefano Cugurra Teco, Bali United sukses juara Liga 1 2019 berkat 19 kemenangan, 7 imbang, dan hanya 8 kekalahan.
Melantai di Bursa Saham, Pertama di Asia Tenggara!
Tahun 2019 juga jadi tonggak sejarah penting. Bali United resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (kode: BOLA). Mereka jadi klub sepak bola pertama di Asia Tenggara yang IPO dan tercatat di bursa saham.
Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya manajemen klub ini membangun klub bukan cuma di lapangan, tapi juga dari sisi bisnis. Mereka punya megastore, tempat bermain, hingga fasilitas modern lainnya di sekitar stadion.
Dari klub yang dulu dipandang sebelah mata jadi ikon sepak bola profesional di Indonesia, klub ini udah membuktikan diri. Serdadu Tridatu bukan cuma jadi representasi semangat Bali di dunia bola, tapi juga pionir dalam transformasi industri sepak bola nasional.
Kalau kamu mau lihat gimana klub bola bisa maju secara prestasi dan bisnis, klub ini adalah contohnya.